Terungkap Sosok 'High Class' Di Balik Pesta Mesum hingga Pertunjukan Erotis Hutan Kota Cawang

 

Sosok di balik Hutan Kota Cawang yang berubah menjadi sarang kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) sudah lama terkuak.

Pasalnya, aparat kepolisian sudah tujuh kali dalam periode 2023 ini menggerebek aksi pesta mesum sesama jenis di sana.

Orang-orang yang ditindakpun sudah dicirikan aparat. Beberapa kali terjaring, mereka dari kelompok sosial yang sama: high class.

Pengertian high class atau orang kaya di sini dilihat dari kendaraan yang mereka gunakan.

Secara profesi, umumnya kelompok LGBT Hutan Kota Cawang ini dari kelas pekerja ibu kota.

Bahkan, tak hanya pekerja swasta, tapi ada juga yang berprofesi sebagai guru.

Hal itu diungkapkan Kepala Tim Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Timur, Ipda Aman Wibowo, Kamis (27/7/2023).

"Ada yang guru, pas ditanya bilang saya guru pak. Katanya dia juga malu karena seorang guru. Saya tanya kenapa ikut di sini, katanya diajak. Ada karyawan swasta, rata-rata pekerja semua," ungkap Aman.

Selain warga Jakarta ada juga yang datang jauh-jauh dari wilayah satelit demi pertunjukan mesum homoseksual itu.

Identifikasi anggota kelompok LGBT yang melakukan aktivitas seksual sesama jenis di Hutan Kota Cawang juga diungkapkan Kepala Satpol PP Kecamatan Makasar, Badrudin.

Badrudin memperhatikan mobil yang digunakan kelompok LGBT itu terhitung mewah.

"Orang kaya, ada yang pakai mobil soalnya. Ada mobil mewah juga. Contohnya CRV, itu kan lumayan mewah," kata Badrudin.

Pada penyisiran di Hutan Kota Cawang pada tahun 2022 lalu ditemukan ada pria penyuka sesama jenis pengemudi mobil Lexus.

"Jarang yang pakai mobil odong-odong. Jadi orang-orang high class semua,"ujar Badrudin.

Badrudin menuturkan dari hasil penelusuran, para penyuka sesama jenis kerap memarkirkan kendaraannya di tepi jalan dekat Hutan Kota Cawang di Jalan Mayjen Sutoyo.

Untuk akses masuk ke Hutan Kota Cawang, mereka melalui celah pagar pembatas yang berlubang lalu berbuat mesum di sudut belakang hutan kota sehingga tidak terpantau.

"Kegiatan mereka itu malam, kalau pagi jarang. Karena kalau pagi kan ada PHL dari Sudin Pertamanan, jadi mereka malam kegiatannya," tuturnya.

Aktivitas kelompok LGBT yang sudah meresahkan masyarakat itu di antaranya aktivitas seks.

Hal itu terbukti dari ditemukannya alat kontrasepsi hingga lotion pelumas.

Saat penggerebekan pun didapati adanya pertunjukan show tarian erotis pria disinari gemerlap lampu yang dipasangnya sendiri.

Pesta mesum itu didapati di sejumlah titik di dalam Hutan Kota Cawang.

Dewan Geram

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, geram dengan terbongkarnya fakta tersebut.

Menurutnya, fungsi hutan kota selain mengurangi pencemaran udara, keberadaan hutan kota juga berfungsi sebagai sarana rekreasi bagi masyarakat.

Tidak bisa hutan kota diprivatisasi kelompok tertentu dan membuat tidak nyaman masyarakat.


Hutan kota itu tempat umum, bukan kepunyaan pribadi atau golongan tertentu. Fungsi utamanya sebagai paru paru kota dan juga untuk memberikan kenyamanan serta keindahan, sehingga dapat dijadikan tempat rekreasi masyarakat sekitar, bukan malah dijadikan tempat mesum," tegas Kenneth, Jumat (28/7/2023).

Ia meminta Pemprov DKI segera turun tangan untuk mengembalikan fungsi Hutan Kota Cawang.

"Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta harus memperhatikan aspek keamanan di setiap hutan kota di Jakarta, berikan penerangan tambahan di lokasi yang gelap, dan harus pasang kamera CCTV, agar bisa mengantisipasi kejadian serupa tak kembali terjadi di hutan kota," beber Kenneth.


Source: tribunjakarta.com

Visit also: jus-informasi.blogspot.com

Comments

Popular posts from this blog

Shin Tae-yong Sedang Garap 2 Proyek Besar dari Erick Thohir, Tak Pernah Terpikir Tinggalkan Indonesia

Cara Licik Suami Bunuh Istri di Lampung Kelabui Polisi Selama 8 Tahun, Ganti KTP dan Mudakan Umur

9 Cara Mengatasi Asam Lambung Naik ke Dada Secara Alami, Makan Pisang Bun